5 Makanan Khas Daerah yang Harus Kamu Coba Saat Berkunjung ke Prefektur Shiga



Prefektur Shiga merupakan prefektur yang mempunyai banyak hal yang dapat kita lihat, Danau Biwa yang paling terkenal misalnya. Tetapi dibalik wisatanya yang sangat indah dan catik, prefektur inipun terkenal memiliki berbagai makanan khas daerah yang unik dan lezat. Ingin tahu apa saja? Yuk, kita simak!

Kamokabe (Kamosuki)

Pada saat mendekati musim dingin, biasanya kamo atau bebek mallard pergi ke Danau Biwa dari Siberia untuk melewati musim dingin. Nah, para kamo inilah yang dijadikan sebagai Kamonabe ata Kamosuki, sebuah hidangan pot yang biasanya ditemukan di wilayah selatan Danau Biwa, seperti Kota Nagahama. Lemak yang menjaga kamo dari dinginnya cuaca membuat rasanya manis dan terasa meleleh dimulutmu, daging kamo ini juga memberi rasa umami yang lezat. Makanan ini disajikan dengan berbagai macam sayuran segar seperti mizuna dan bawang daun. Di beberapa restoran ada yang menyajikan makanan ini bersama dengan hati kamo yang dipanggang dan sashimi sebagai hidangan tambahan. Wajib dicoba.

Omi Beef

Selanjutnya, ada salah satu daging sapi wagyu paling terkenal di Jepang yang menggunakan nama bersejarah dari Prefektur Shiga, namanya adalah Omi. Sapi-sapi yang mnenghasilkan daging Omi ini dipelihara dengan baik di Prefektur Shiga yang dikenal dengan airnya yang bersih dan jernih, membuat daging sapi ini memiliki tekstur lembut yang meleleh di mulut dan aroma yang kaya.

Daging sapi Omi bisa dinikmati dengan berbagai variasi. Mulai dari nsukiyaki yang klasik, shabu-shabu, hingga yakiniku.

Red Konnyaku

Red Konnyaku merupakan makanan yang umumnya disajikan di area Omi Hachiman. Konnyaku sendiri dibuat dari kentang konjac yang merupakan salah satu jenis ubi yang memiliki warna keabu-abuan. Nah, mengapa warnanya malah menjadi merah? Ternyata, ada beberapa teorinya lho.

Salah satu teori yang paling terkenal ialah Oda Nobunaga, salah satu seorang samurai terkenal sekaligus penguasa dari Kastil Azuchi yang menyukainya. Teori ini muncul karena Nobunaga memang menyukai hal unik dan menarik, jadi konnyaku yang ia makan harusnya berwarna merah. Untuk kebenarannya sendiri, belum diketahui hingga saat ini, namun konnyaku dikenal sebagai makanan yang mengandung kalsium dan kaya akan serat serta dapat dinikmati dengan berbagai cara, seperti dengan miso atau direbus dalam kuah dashi.

Decchi Yokan

Anak laki-laki yang pergi untuk decchi-boko [1] dari Omi Hachiman biasanya membawa sebuah yokan [2] sebagai hadiah ketika pulang. Makanan ini memiliki cita rasa manis ringan dengan dibalut bamboo yang menghasilkan aroma yang elegan dan khas.

[1] Sistem dimana anak-anak laki-laki pergi untuk hidup bersama pengrajin atau pedagang sebagai murid. Praktik ini sangat umum dilakukan di Zaman Edo (1603-1967).

[2] Wagashi dibuat dengan menambahkan gula ke pasta Azuki dan kemudian megukus adonan tersebut atau dengan menambahkan agar-agar gelatin dan mengentalkannya.

Funazushi

Satu lagi ada makanan tradisional yang berasal dari sekitar area Danau Biwa, yaitu Funazushi. Ikan yang digunakan debagai bahan dasar dari sushi ini ialah ikan mas crucian atau jugan disebut Gengoro-buna dan Nigoro-buna yang biasa ditemukan di Danau Biwa dan sungan yang mengalir ke Danau Biwa, akhir musim semi dan musim panas merupakan waktu dimana ikan-ikan ini bertelur.

Sushi ini dibuat dengan cara menaruh tumpukan garam dan sake kasu yaitu ampas dari produksi sake dalam sebuah ember lalu ikan mas yang telah digarami dan diambil ususnya ditaruh ke dalam ember tersebut, menggantinya dengan sake kasu. Selanjutnya, sushi ini diberi ikan mas, sake kasu dan beberapa tumpukan nasi. Sushi yang sudah jadi kemudian didiamkan sekitar 2 sampai 3 bulan untuk difermentasi. Hasilnya, jadilah sushi beraroma unik dengan rasa dan tekstur yang sangat lezat dan bikin kamu nagih! Sushi ini paling cocok jika diminum bersama sake.

Jangan lupa untuk mencicipi makanan khas daerah Prefektur Shiga ini nanti ya!

Related Posts

:

Subscribe Our Newsletter